Selasa, 06 Mei 2014

Tuntut Kepala Pekon pujodadi Mundur




06/04/14. Pringsewu. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) Kabupaten Pringsewu mendesak kepada Bapak Bupati Pringsewu untuk segera mengambil tindakan dan bersikap tegas mengenai Kepala Pekon Pujodadi yang bernama Agus Pranoto yang sudah melakukan pelanggaran hukum untuk segera dicopot
jabatanya sebagai Kepala Pekon Pujodadi, serta menuntut Kacapjari
Pringsewu untuk segera menuntaskan kasus Pidana  yang dinilai selama ini mandul ditengah jalan.

PMII Pringsewu yang melakukan pendampingan kepada masyarakat Pujodadi akan terus melakukan pendampingan dan pembelaan dalam menuntaskan beberapa kasus yang dilakukan oleh Kepala Pekon Pujodadi seperti penggelapan raskin sejumlah Satu Ton beras, dan perkara kasus penyelewengan dana PPIP seniai Rp. 123.000.000,00 dan beberapa perkara kasus yang dilakukan Agus Pranoto.

 PMII, IMM dan warga Masyarakat Pujodadi akan menunggu hasil tanggapan
Pemerintah Kabpaten Pringsewu untuk segera mengambil sikap tegas
mencopot Agus Pranoto dari jabatanya sebagai Kepala Pekon dan
Tanggapan Kacabjari Pringsewu untuk segera menuntaskan Kasus - kasus

Agus Pranoto.

Jumat, 25 April 2014

STRATEGI PENGEMBANGAN PMII





Bagian I
RENCANA STRATEGI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
A. PENGERTIAN
     
      Rencana Strategi (Renstra) Pembinaan dan pengembangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan garis-garis besar pembinaan dan pengembangan dan perjuangan sebagai pernyataan kehendak warga PMII yang pada hakekatnya adalah pola dasar dan umum program jangka panjang dalam mewujudkan tujuan organisasi. Renstra ini menjadi penting supaya langkah PMII menjadi terarah, terpadu dan sustainable (berkelanjutan) setiap kebijakan, program dan garis perjuangannya.
      Renstra pembinaan dan pengembangan PMII merupakan implementasi dari berbagai idea dalam ketentuan ideal konstituional dan produk-produk historis serta analisis antisipatif dan prediksi PMII ke depan, sebagai arah dalam rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus.
      Rangkaian strategi dan program yang terus menerus tersebut dimaksud untuk mewujudkan tujuan PMII seperti termaktub dalam Anggaran Dasar Bab IV Pasal 4 yaitu : “Terbentuknya pribadi muslim Indonesia berilmu yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuanrenstra pembinaan dan pengembangan organsiasi PMII adalah untuk memberikan pedoman yang terarah dan pasti bagi pelaksanaan program PMII dalam rangka mencapai tujuan.
Pencapaian tujuan PMII tersebut merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga pergerakan dan benar-benar dapat  terprogramkan secara menyeluruh dan terpadu serta berdaya guna dan berhasil guna yang dilaksanakan secara menyeluruh..
Tahapan-tahapan pencapaian tujuan dimaksudkan untuk mewujudkan suatu keadaan yang dingini atau ditargetkan serta merupakan landasan bagi tahap selanjutnya, sehingga perspektif pencapaian tujuan selalu berada dalam kesinambungan program yang membawa pada tercapainya tujuan dan cita-cita PMII sebagaimana terdapat dalam Anggaran dasar PMII.

C. LANDASAN
Renstra pembinan dan pengembangan PMII disusun berlandaskan:
1. Landasan Ideal       : a. Islam Ahlussunnah wal Jamaah
                                      b. Pancasila dan UUD 1945
                                      c. Nilai-nilai Dasar Pergeraan (NDP)

2. Struktural                : Anggaran Dasar Pasal 5 tentang Usaha PMII:
1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta peraturan perundang-undangan  yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas, dan tujuan PMII serta upaya perwujudan cita-cita kemerdekaan Indonesia dan Pasal 6 tentang Paradigma Kritis Transformatif Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Landasan Historis     : Produk dan Dokumen Historis Organisasi.

D. POKOK-POKOK PENYUSUNAN RENSTRA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PMII

Untuk memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan, baik dalam setiap tahap maupun dalam jangka panjang, maka Renstra PMII disusun dengan sistematika sebagai berikut:
- Renstra Umum Pembinaan dan Pengembangan Perjuangan PMII
- Renstra Umum Program PMII Jangka Panjang 2002-2020

E. PELAKSANAAN

Renstra pembinaan pengembangan dan perjuangan PMII dan Renstra umum program PMII jangka panjang 2002-2020 ditetapkan dan dikukuhkan oleh Kongres yang berlaku sampai dengan tahun 2020.
Renstra umum prgoram PMII 2002-2010 yang merupakan bagian dari Renstra Pembinan dan Pengembangan PMII dilaksanakan oleh PB PMII terpilih yang opersionalsiasinya dituangkan dalam kebijaksanaan dan atau peraturan yang dibuat oleh PB PMII yang terpilih.

Pondok Pesantren Mafatikhul Huda Berduka.



Pondok Pesantren Mafatikhul Huda Berduka.

 

24/4/14. Innalillahiwainnailaihirrojiun, Warga sendangagng, terhusus keluarga besar Pondok Pesantern Mafatihul Huda (PPMH) Sendangasri, kec. Sendangagung Lmpungtengah berduka. Atas wafatnya beliau HJ. Siti Rohmah binti H. Usman, yaitu istri dari Bp. KH. Ahmad Ubaidillah Muzaki, Pengasuh Ponpes Mafatikhul Huda, sendangasri. Belaiau Wafat pada hari kamis, 24 Maret 2014 pada pukul 09.00 WIB. Belia wafat di Rumahsakit Mitra Husada Pringsewu akibat sakit komplikasi, yang sudah sejak lama di deritanya. Belia wafat pada usia 62 tahu.

Setelah di semayamkan di rumah duka, di Desa Sendangasri, kec. Sendangagung, Lmpung tengah, atau di Ponpes Mafatikhul Huda, jenzah langsung di solatkan di masjid agung Ponpes Mafatikhul Huda sendangasri,.  Lalu jenazah di makamkan di kompleks Masjid Ponpes Mafatikhul Huda.

Semasa hidupnya Almarhumah Selalu setia mendampingi Bpk. KH. Ahmad Ubaidillah dalam berjuang dan mengembangkan syiar islam, dengan membant sang suami mendrikan Pondok Pesantern Mafatikhul Huda dan membangun sekolah formal RA, SMP dan SMK Ma’arif di sendangasri. Dan itu dapat dilihat dari para ta’ziah yang dating dari berbagi kaangan dan berbagai penjru. Dan mudah-mdahan Almarhumah dapat di bukakan jalan dan di lapangkan kuburnya, Amin. Red.AA.

Sabtu, 19 April 2014

Memahami Sejarah dan Filosofi PMII



PMII, atau yang disingkat dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Indonesian Moslem Students Movement), dalam bahasa jawanya adalah Anak Cucu organisasi NU yang lahir dari rahim Departemen perguruan Tinggi IPNU.
Lahirnya PMII bukannya berjalan mulus, banyak sekali hambatan dan rintangan. Hasrat mendirikan organisasi NU sudah lama bergolak. namun pihak NU belum memberikan green light. Belum menganggap perlu adanya organisasi tersendiri buat mewadahi anak-anak NU yang belajar di perguruan tinggi. melihat fenomena yang ini, kemauan keras anak-anak muda itu tak pernah kendur, bahkan semakin berkobar-kobar saja dari kampus ke kampus. hal ini bisa dimengerti karena, kondisi sosial politik pada dasawarsa 50-an memang sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru. Banyak organisasi Mahasiswa bermunculan dibawah naungan payung induknya. misalkan saja HMI yang dekat dengan Masyumi, SEMI dengan PSII, KMI dengan PERTI, IMM dengan Muhammadiyah dan Himmah yang bernaung dibawah Al-Washliyah. Wajar saja jika kemudiaan anak-anak NU ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung dibawah panji bintang sembilan, dan benar keinginan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) pada akhir 1955 yang diprakarsai oleh beberapa tokoh pimpinan pusat IPNU.
Namun IMANU tak berumur panjang, dikarenakan PBNU menolak keberadaannya. ini bisa kita pahami kenapa Nu bertindak keras. sebab waktu itu, IPNU baru saja lahir pada 24 Februari 1954. Apa jadinya jika organisasi yang baru lahir saja belum terurus sudah menangani yang lain? hal ini logis seakli. Jadi keberatan NU bukan terletak pada prinsip berdirinya IMANU ( PMII ), tetapi lebih pada pertimbangan waktu, pembagian tugas dan efektifitas organisasi.
Oleh karenanya, sampai pada konggres IPNU yang ke-2 (awal 1957 di pekalongan) dan ke-3 (akhir 1958 di Cirebon). NU belum memandang perlu adanya wadah tersendiri bagi anak-anak mahasiswa NU. Namun kecenderungan ini nsudah mulai diantisipasi dalam bentuk kelonggaran menambah Departemen Baru dalam kestrukturan organisasi IPNU, yang kemudian dep[artemen ini dikenal dengan Departemen Perguruan Tinggi IPNU.
Dan baru setelah konferensi Besar IPNU (14-16 Maret 1960 di kaliurang), disepakati untuk mendirikan wadah tersendiri bagi mahsiswa NU, yang disambut dengan berkumpulnya tokoh-tokoh mahasiswa NU yang tergabung dalam IPNU, dalam sebuah musyawarah selama tiga hari(14-16 April 1960) di Taman Pendidikan Putri Khadijah(Sekarang UNSURI) Surabaya. Dengan semangat membara, mereka membahas nama dan bentuk organisasi yang telah lama mereka idam-idamkan.
Bertepatan dengan itu, Ketua Umum PBNU KH. Idam Kholid memberikan lampu hijau. Bahkan memberi semangat pada mahasiswa NU agar mampu menjadi kader partai, menjadi mahasiswa yang mempunyai prinsip: Ilmu untuk diamalkan dan bukan ilmu untuk ilmu…maka, lahirlah organisasi Mahasiswa dibawah naungan NU pada tanggal 17 April 1960. Kemudian organisasi itu diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ).
Disamping latar belakang lahirnya PMII seperti diatas, sebenarnya pada waktu itu anak-anak NU yang ada di organisasi lain seperti HMI merasa tidak puas atas pola gerak HMI. Menurut mereka ( Mahasiswa NU ) , bahwa HMI sudah berpihak pada salah satu golongan yang kemudian ditengarai bahwa HMI adalah anderbownya partai Masyumi, sehinggga wajar kalau mahasiswa NU di HMI juga mencari alternatif lain. Hal ini juga diungkap oleh Deliar Nur ( 1987 ), beliau mengatakan bahwa PMII merupakan cermin ketidakpuasan sebagian mahasiswa muslim terhadap HMI, yang dianggap bahwa HMI dekat dengan golongan modernis ( Muhammadiyah ) dan dalam urusan politik lebih dekat dengan Masyumi.
Dari paparan diatas bisa ditarik kesimpulan atau pokok-pokok pikiran dari makna dari kelahiran PMII:
  • Bahwa PMII karena ketidakmampuan Departemen Perguruan Tinggi IPNU dalam menampung aspirasi anak muda NU yang ada di Perguruan Tinggi .
  • PMII lahir dari rekayasa politik sekelompok mahasiswa muslim ( NU ) untuk mengembangkan kelembagaan politik menjadi underbow NU dalam upaya merealisasikan aspirasi politiknya.
  • PMII lahir dalam rangka mengembangkan paham Ahlussunah Waljama’ah dikalangan mahasiswa.
  • Bahwa PMII lahir dari ketidakpuasan mahasiswa NU yang saat itu ada di HMI, karena HMI tidak lagi mempresentasikan paham mereka ( Mahasiswa NU ) dan HMI ditengarai lebih dekat dengan partai MASYUMI.
  • Bahwa lahirnya PMII merupakan wujud kebebasan berpikir, artinya sebagai mahasiswa harus menyadari sikap menentukan kehendak sendiri atas dasar pilihan sikap dan idealisme yang dianutnya.

Jumat, 18 April 2014

Harlah PMII ke 54

Jum'at 18/4/4., Pringsewu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STIT dan STMIK Memperingati Harlah PMII Ke 54, Bertempat di kampus STMIK Pringsewu, Komisariat STIT dan STMIK Pringsewu merangkai kegiatan Harlah PMII Ke 54 ini dengan agenda Istigosah dan di lanjutkan dengan Dialog Nilai-Nilai Kebangsaan, Acara tersebut di hadiri oleh Bp. KH. Mahfuzd Ali selaku ketua PCNU Kabupaten Pringewu dan sekaligus imam dalam acara Istigosah tersebut.

Dalam Perngatan Harlah itu sendiri ikut Serta juga 40 calon anggota baru dan juga sahabat-saabat dari Komisariat Universitas Lampung (UNILA). Istighoah tersebut berjalan khusuk dan khidmat.
dan pada kesempatan yang sama, dalam maidotulhasanah Bp. KH, Mahuzd Ali memberikan pemahaman kepada para calon anggota baru, mengenai islam masa dulu dan sekarang, dan juga di berikan pemahaman juga mengenai nilai-nilai keagamaan dalam ber organisasi.

Sementara itu dalam dialog yang di pimpin oleh Ketua Komisariat Unila, sahabat Eko mengatakan bahwasanya PMII adalah organisasi pergerakan yang mewujudkan  cita-cita kemerdekaan, dan tak lupa pula sahabat ko memberikan pemahaman dan gambaran demokrasi yang berada di indonesia dari zaman kemerdekaan dan sampai sekarang, dan juga sahabat eko mencoba membuka wawasan para calon anggota baru untuk senantiasa berfikir kritis. karena selaku mahasiswa kita di tuntut untuk dapat berfikir kritis trasformatif. sehingga kita mampu menjadi agen of chang untuk bangsa ini.



Mapaba Ke 3


PMII KOMISARIAT STMIK DAN STIT PRINGSEWU ADAKAN MAPABA
Jumat, 28/03. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) Komisariat STMIK dan STIT Pringsewu mengadakapan Masa Penerimaan Anggota Baru ( MAPABA ) yang Ketiga di Gedung NU Pagelaran.
Acara pembukaan yang diikuti oleh 30 Mahasiswa dari Kampus STMIK dan STIT Pringsewu serta dihadiri oleh Bupati Pringsewu, Ketua PC NU Pringsewu, Ketua Yayasan StarTecgh Pringsewu dan Sekretaris PKC PMII Lampung. 
sambutan Ketua Pelaksana MAPABA STMIK dan STIT Pringsewu Darama mengatakan Bahwa, pelaksanaan kegiatan Mapaba ini berkat dukungan dan kerjasama stagholder PMII dalam mensukseskanya kegiatan.  PMII di Kabupaten Pringsewu untuk saat ini baru saja terbentuk di Komisariat PMII STMIK dan STIT Pringsewu dan untuk waktu dekat akan segara dibentuk Pengurus Cabang PMII Kabupaten Pringsewu. 
Dilanjutkan Sambutan Ketua PKC PMII Lampung Aris Ali Ridho bahwa, dari pelaksanan Mapaba kali ini lahirnya kader-kader PMII yang Unggul dan jiwa yang loyalotas tinggi, dan mampu untuk menujukan prestasi pergerakanny dengan PMII yang lainya di Provinsi lampung. Lanjut Aris, para kader PMII Komisariat STMIK & STIT Pringsewu sendiri harus mampu memberikan kontribusinya  dalam bentuk pemikiran dan suaranya guna kamajuan di kabupaten Pringsewu. dan untuk pergerakan PMII Pringsewu secara bertahap akan segera dibentuknya Pengurus Cabang guna mempelancar Mobilisasi Organisasi PMII di kabupaten Pringsewu. 

Sambutan Bupati Pringsewu Sujadi Saddat sekaligus membuka acara MAPABA PMII Pringsewu, bahawa, Pergerakan Mahasiswa Mahasiswa Islam ( PMII ) merupakan salah satu elemen Mahasiswa yang bercita-cita mewujudkan Indonesia lebih baik dan bermartabat. PMII sebagai wadah para generasi muda terdidik, tentunya ingin lebih terlihat nyata kiprahnya ditengah Masyarakat.
Ditekankan Bupati Pringsewu Kepada seluruh Jajaran PMII Pringsewu untuk memiliki jiwa yang bersih, berbudi pekerti luhur, cakap serta memiliki rasa tanggung jawab Tinggi serta nilai-nilai moral dan idealisme, kreatif, keterbukaan dalam bersikap, independen dan komitmen terhadap perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional.
Ditambah Sujadi, bahwa sebagai wadah organisasi Islam, PMII tentunya memiliki pandangan bahwa nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan merupakan manifestasi dari kesadaran sebagai muslim indonesia yang sangat toleran. Dan untuk menjadi anggota PMII tentunya harus dilandasi sebuah kesadaran sosial yang tinggi. Pungkas Sujadi.
Koordinator PMII Pringsewu Rizal bahrul Mustofa, menyampaikan usai Pembukaan acara  bahwa, PMII dikabupaten Pringsewu  akan terus melakukan kontribusinya sebagai pergerakan mahasiswa  dalam mengawal proses pembangunan di bumi jejama secancanan. Melakukan Kontroling disetiap langkah kebijkan pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam pelaksanaan program serta memberikan masukan yang bersifat membangun guna terwujudnya pringsewu ini yang unggul dan Jaya, ujar Rizal.

Nilai Dasar Pergerakan



NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
Nilai Dasar Pergerakan (NDP); Antara Dialektika dan Integrasi Gerakan

Kita mungkin masih ingat dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang kira-kira artinya: “Perbedaan di antara umatku adalah Rahmat”, perbedaan yang kiranya difahami sebagai sebuah ragam pemikiran yang akan terjadi nanti setelah beliau wafat. Mungkin kita juga masih mengingat bahwa suatu saat beliau pernah bersabda ”Kalian semua lebih mengerti urusan kalian”, sebuah stateman yang keluar karena kecerobohan dirinya yang menyuruh seorang petani kurma untuk menyilangkan pohonnya sehingga hasil yang didapatkan tidak sebagus yang diinginkan.Dengan fenomena seperti itu, tentunya Islam sudah menjadi agama yang berkembang dengan beragam pemikiran baik dalam hal profan atau sakral. Perkembangan peradaban yang tiada tara dan menjadi sebuah aset penting bagi generasi berikutnya. Tetapi, mengapa justru saat ini umat Islam mengalami gradasi pengetahuan. Kebodohan dan pembodohan terus merajalela sehingga Islam kini identik sebagai agama orang-orang yang bodoh dan miskin.
Zaman renaissance di barat, tepatnya kemunculan langit kebodohan yang kelam itu. Masa dimana justru orang-orang barat yang notabene beragama Kristen terlepas dari kejamnya belenggu agamawan yang menguras habis seluruh pemikiran brilian di zaman abad pertengahan. Sebut saja, Nicolaus Copernicus yang harus mati dipenggal karena menentang dogmatisme agama saat itu yang mengatakan tentang bumi sebagai pusat alam semesta dan yang lain berputar mengitari bumi serta mengatkan bahwa bumi ini berbentuk datar sehingga bumi ini jika ditelusuri maka pasti ditemukan ujungnya. Seperti itulah gambaran umat Islam saat ini. Gambaran yang sudah terjadi ratusan tahun silam di barat. Fenomena seperti itu datang menyerang umat Islam saat ini dan muncul berawal dari buku karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafudh al-Falasifah, buku yang mengupas habis seluruh pemikirannya yang skeptis terhadap pemikiran filsafat yang notabenenya memang spekulatif, walaupun banyak filsuf lain menduga ia telah kehilangan konsistensi pemikiran karena sebelumnya selama dua tahun ia belajar filsafat dan menulis buku berjudul Al-Maqasid al-Falasifah yang justru memuji pemikiran filsafat yang kritis.
Sejak itulah umat Islam menganggap bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan pemikiran ulama zaman dahulu adalah hal yang final dan tidak perlu ditelaah kembali. Pengkultusan terhadap seseorang membuat semua kejayaan masa lalu musnah tak tersisa, yang ada hanyalah kebodohan dan pembodohan massal dan tidak tahu kapan berakhirnya.
Fenomena di atas cukup sebagai pembelajaran bagi kita, generasi muda umat Islam, agar tidak terjadi lagi untuk ke sekian kalinya. Cukup lama sudah kita terbelenggu oleh jahatnya pembodohan, kini saatnya kita mulai berfikir kritis, apalagi jika kita adalah seorang kader organisasi pergerakan yang sejatinya terus begeliat mencari makna. Dengan berfikir melalui paradigma kritis-transformatif, kita akan terus berfikir bebas tanpa rasa takut akan kehilangan esensi ke-Tauhid-an, karena di sini kita dituntut untuk berfikir free from dan free for (bebas dari dan bebas untuk) tanpa melupakan bahwa harus ada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Allah dan alam, karena tanpa keharmonisan hubungan antara manusia, Allah dan alam, apalah artinya seorang manusia.
Lebih lanjut, kita juga dituntut untuk berfikir dengan melihat demarkasi (garis pemisah) yang tegas antara wilayah profan (keduniaan) dan sakral (keagamaan), sehingga tidak ada lagi sekularisme (ateisme, tanpa Tuhan) dalam berfikir, yang ada adalah sekularisasi (proses berfikir dengan batas demarkasi antara wilayah profan dan sakral).